Kubu Prabowo Siapkan Indonesianisasi Untuk Lawan Kebijakan Ekonomi Jokowi

PojokPos. Anggota Komisi VII DPR Fraksi Partai Gerindra, Kardaya Warnika, menyebut Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan menerapkan kebijakan ‘Indonesianisasi’ jika terpilih dalam Pilpres 2019.

Kebijakan Indonesianisasi merupakan paket kebijakan ekonomi untuk melawan masuknya tenaga kerja asing dengan mengindonesiakan semua pekerja di sektor-sektor usaha seperti migas dan pertambangan.

1. Indonesianisasi untuk lawan kebijakan paket ekonomi 16

Kebijakan ini juga merupakan lawan dari kebijakan paket ekonomi 16 milik Joko Widodo.
"Kami akan sangat mendukung upaya-upaya untuk melindungi kepentingan nasional. Dulu ada yang namanya Indonesianisasi jadi yang menduduki jabatan di perusahaan-perusahaan itu orang Indonesia," kata Kardaya di Rumah Pemenangan Prabowo-Sandi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa
  
2. Indonesianisasi cegah pekerja asing

 Kardaya mengatakan dengan kebijakan Indonesianisasi ini, pekerja Indonesia akan mengikuti magang dengan pekerja asing, baik yang ada di Indonesia atau bahkan di luar negeri. Setelah dianggap mampu memegang jabatan tinggi, maka pekerja magang itu akan diberi posisi.

 Dengan begitu, jabatan setingkat direktur, manager dan jabatan tinggi lainnya di perusahaan tak akan lagi diduduki oleh pekerja dari luar. "Nanti ada program magang, dibuat kemampuannya setingkat manager, CEO, presdir, semua orang Indonesia. Kita akan tutup untuk asing," ucapnya.

 3. Indonesianisasi untuk melawan asingnisasi

Pemikiran ini diakui Kardaya memang tercetus setelah muncul paket kebijakan Ekonomi 16 Jokowi yang dianggap proasing, sebab untuk melawan asingnisasi tentu harus menggunakan Indonesianisasi. "Lawan Asingnisasi apa? Ya Indonesianisasi," katanya. 

 4. Paket kebijakan ekonomi 16 salah diagnosa

Kardaya kebijakan paket ekonomi 16 yang dijalan pemerintah berkaitan dengan relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI). Kebijakan ini dinilai tak sesuai dengan pasal 33 UUD 1945.  Apalagi, kata dia, selama ini kebijakan ekonomi yang kerap dikeluarkan pemerintah terkesan proasing, misalnya soal impor beras saat mendekati masa panen.
"Ibarat dokter salah diagnosa, jadi (orang asing) yang masuk nyari kerja bukan nyari investasi," kata dia.
"Di negara kita mau panen malah impor beras, harga beras mungkin turun tapi tidak untuk kemakmuran rakyat, harga naik dikit tak apa-apa asal daya beli masyarakat tinggi," pungkasnya.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bekas Bentrokan Geng Motor di Cimahi, Polisi Siaga di Lokasi

Sandi Kritik Paket Ekonomi Jilid 16, : Buat Kita Semakin Bingung

Pertamina Menegaskan Elpiji Subsidi untuk Warga Miskin